Orang
yang tidak mengerti arti sebuah impian selalu menganggap orang orang yang punya
impian besar dalam hidupnya sebagai tukang khayal, pelamun, gila dan kurang
waras. Akan tetapi justru dengan munculnya orang orang “gila” inilah dunia bisa
dinamis, peradaban dan kebudayaan bisa berkembang. Tuduhan ini sangat wajar,
sebab tangga impian merupakan salah satu tangga dari beragam tangga menuju
kesuksesan hidup. Tanpa impian, mustahil seseorang bisa sukses. Tidak mungkin
para pelajar bisa menggapai kesuksesan study bila tidak mengawalinya dengan
impian, yakni bermimpi menjadi pelajar sukses dan menjadi pelajar kebanggaan
semua orang. Para guru juga tidak akan mengalami kesuksesan dikelas bila tidak
mempunyai impian tentang keberhasilan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar dikelas bersama siswa, yakni dengan jalan BERPIKIR KREATIF dan
INOVATIF dalam menyampaikan pelajaran.
Perlu
diingat disini bahwa bermimpi hanya dilakukan oleh orang orang sukses. Orang
yang gagal dan pecundang sama sekali tidak mempunyai impian dalam hidupnya.
Akibatnya, dalam rumus kesuksesan selalu terdapat perbandingan antara
kesuksesan dan kegagalan dengan rasio 20:80, artinya dari 100 orang, hanya 20
orang saja yang memperoleh kesuksesan prima, sementara 80 orang lainya adalah
orang gagal yang gampang menyerah pada keadaan. Kajian Neuro Linguistic
Programming [NLP] menyimpulkan perbandingan 12:88, Artinya dari 100 orang,
hanya 12 orang saja yang mampu menggapai kesuksesan sementara 88 orang lainya
mengalami kegagalan, bahkan ada yang menggunakan 1:99. Artinya, bila kita
mengajak orang lain untuk menuai sukses bersama, maka maka hanya ada 1 orang
saja yang siap siaga memperjuangkan kesuksesan secara sukarela, sementara 99
orang laenya akan berkata:
“Silahkan kamu sukses terlebih dahulu,
Kalau kamu sudah sukses baru saya akan menyusulmu “
Walaupun
belum menggapai kesuksesan atau sedang berjalan diatas tangga menuju
kesuksesan, orang orang yang berjiwa sukses adalah orang orang yang punya
impian hebat dan mereka juga mau menghormati impian orang laen. Hal ini berbeda
dengan orang yang berjiwa pecundang dan bermental gagal. Mereka sama sekali
tidak memiliki impian dan lebih tragis lagi mereka tidak bisa menghargai impian
orang laen.
Ada
sebuah cerita nyata:
Di
Yogyakarta, ada seorang anak lulusan SMP yang merantau tanpa membawa bekal
sedikitpun selain pakaian yang melekat dibadanya, Ia kemudian menjual celana
Levis Kesayanganya untuk dijadikan modal berjualan rokok asongan di sekitar Shoping
Center [SC], pusat perbelanjaan buku di kota gudeg tersebut, Anak ini mempunyai
kegemaran membaca, berbeda dengan pedagang asongan laenya Ia dipinjami buku
Motivasi oleh M.Chasan, sang pelanggan setianya. Suatu ketika anak ini bilang :
Saya ingin punya mobil Toyota Corolla, mobil paling bagus pada saat itu.
Kebetulan ada pedaganng asongan laenya yang mendengarkan, dan sembari berkata,
anak lulusan SMP ini, bermimpi, stress dan ndak tau diri, Duapuluh tahun
setelah itu, Ia bener bener memiliki Mobil Toyota Corolla, Mobil Mercy dan
beberapa mobil pick up, Bila demikian faktanya,
Apakah anda belom mau bermimpi juga?????
“HIDUP
SESEORANG MANUSIA TERGANTUNG PADA PIKIRANYA” demikianlah pendapat Nancys
Aurelius. Tidak terlalu berlebihan pendapat ini, memang benar nasib seseorang
sangat tergantung pada kualitas berpikir orang tersebut. Nasib anda sebagai
seorang pelajar sangat tergantung pada prospektif anda menilai pelajaran, guru,
ilmu dan sekolah. Jika anda berpikir ingin menjadi bintang sekolah maka andapun
akan menjadi bintang disekoalh, jika Anda selaku guru berpikir ingin menjadi
seorang guru yang kreatif yang sangat dicintai oleh oleh para murid, maka
andapun akan mendapatkan yang anda inginkan, jika anda berpikir bahwa siswa
anda adalah siswa yang malas, bandel dan suka bikin ulah, maka selama
berprofesi jadi guru, anda akan mendapatkan siswa-siswi yang malas, bandel,
nakan dan suka bikin ulah.
Oleh
karena itu, jika ingin memperbaiki kualitas hidup anda, perbaikilah pola piker
anda, sebab, perjalanan nasib sangat tergantung pada bagaimana kita berpikir
dan memandang arti nasib. Rumus NLP menyatakan bahwa dari prosfektif akan
muncul kebisaaan, dari kebisaaan akan menjadi karakter, dan karakter diri
itulah yang akan memunculkan dan mengubah nasib.
Mulai
sekarang juga anda harus memperbaiki pola piker dan berani mengambil langkah
untuk bermimpi. Jangan malu malu utnuk bermimpi, justru kalo tidak punya
impian, anda akan sering dipermalukan dalam kehidupan ini, Sekarang juga
bangunlah impian impian anda, dengan demikian berarti anda telah bergabung
dengandunia orang orang sukses.
Sebab
selama ini kita menyaksikan hanya orang orang sukses sajalah yang berani
membangun impian mereka demi mensejahterakan kehidupan mereka, keluarga,
saudara, tetangga dan orang banyak. Sementara orang orang yang tidak punya
impian atau tidak berani menciptakan impian selalu dibawah, dan keadaan mereka
cukup menyedihkan serta serba tidak menyenangkan.
(sumber: Buku Sofware untuk melejitkan
Prestasi)
0 comments:
Post a Comment